A.
Pendahuluan
Jika ilmu komunikasi kita ibaratkan sebagai pohon, ia tumbuh dari
“biji buah” pohon filsafat. Pohon filsafat merupakan pohon dari mana semua ilmu
berasal, membuat filsafat disebut “ibu segala ilmu” (Poedjawijatna, 1983;
Keraf, 2001). Sebagai pohon ilmu, filsafat memiliki dua cabang utama yang
membentuk rumpunnya masing – masing, yakni rumpun ilmu-ilmu alam atau eksakta
dan rempun ilmu-ilmu social. Ilmu-ilmu alam mempelajari berbagai zat dan benda
alam, sedangkan ilmu-ilmu social mempelajari manusia dalam konteks hubungannya
dengan manusia lain.
Dan komunikasi sendiri telah kita definisikan sebagai usaha
penyampain pesan antarmanusia. Dari definisi ini terlihat bahwa untuk dapat
terjadi proses komunikasi minimal terdiri dari tiga unsur utama. Yaitu,
pengirim pesan, pesan itu sendiri, serta target penerim. Namun, komunikasi
bukan semata terdiri atas tiga unsur itu.
B.
Pembahasan
Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui pesan komunikator
untuk sampai ke komunikannya. Terdapat dua jalan agar pesan komunikator sampai
ke komunikannya, yaitu tanpa media (nonmediated communication yang
berlangsung face – to - face, tatap muka) atau dengan media. Media yang
dimaksud di sini adalah media komunikasi. Media merupakan bentuk jamak dari
medium. Medium komunikasi kita artikan sebagai alat perantara yang sengaja
dipilih komunikator untuk menghantarkan pesannya agar sampai ke komunikan.
Jadi, unsur utama dari media komunikasi adalah pemilihan dan penggunaan alat
perantara yang dilakukan komunikator dengan sengaja. Artinya, hal ini mengacu
kepada pemilihan dan penggunaan teknologi media komunikasi.
Dalam komunikasi tatap muka, salauran atau jalan yang dilalui pesan
komunikator untuk sampai ke komunikannya adalah gelombang cahaya atau gelombang
suara. Dengan pengertian media di atas, yaitu alat perantara yang sengaja
dipilih komunikator untuk menghangtarkan pesan komunikator agar sampai
kekomunikannya, maka gelombang cahaya dan gelombang suara tidak termasuk media
komunikasi, melainkan alternatif saluran komunikasi, karena manusia tidak
melakukan pemilihan dengan sengaja atas gelombang cahaya dan suara.
Media komunikasi dilihat dari jumlah target komunikannya dapat
dibedakan atas media massa dan nonmedia massa. Media massa dilihat dari waktu
terbitnya dapat dibedakan atas media massa periodik dan media massa
nonperiodik. Periodik berarti terbit teratur pada waktu – waktu yang telah
ditentukan sebelumnya. Media massa periodik dapat dibedakan atas yang eloktronik
(radio, TV) dan noneloktronik atau cetak (surat kabar, majalah). Media massa
nonperiodik dimaksudkan pada media massa yang bersifat eventual,
tergantung pada event tertentu. Setelah event usai, selesai
pulahlah penggunaannya. Untuk itu, media massa nonperiodik dapat dibedakan atas
manusia (juru kampanye atau sales promotion girl) dan benda (poster,
spanduk, leaflet).
Kembali kepada nonmedia massa. Dilihat dari sifatnya, dapat
dibedakan atas nonmedia massa manusia (kurir pembawa pesan) dan nonmedia massa
benda. Nonmedia massa benda dapat dibedakan atas yang eloktronik (telepon/fax)
dan yang noneloktronik (surat/majalah). Perkembangan teknologi komunikasi
terkini, yakni teknologi komputer dengan internetnya, melahirkan media yang
bersifat multimedia. Dikatakan multimedia
karena hampir seluruh bentuk media komunikasi yang telah dikenal umat manusia menyatu dalam
eloktronik digitalnya. Di internet kita dapat menemukan surat eloktronik, i-phone
(telepon internet), surat kabar / majalah eloktronik, radio internet, TV
internet, bahkan kegiatan tatap muka melalui internet (video conference).
Kembali pada komunikasi langsung tatap muka. Pada dasarnya, yang
dilakukan adalah aktivitas komunikasi. Aktivitas komunikasi tatap muka
inibentuknya bermacam – macam, mulai dari perbincangan, wawancara, konseling,
rapat, seminar, lokakarya, hingga pameran di mana target komunikan (calon
konsumen) dapat berbincang langsungtatap muka dengan wakil dari perusahaan guna
membicarakan produk yang dipamerkan.
Juga agar pesan yang disampaikan komunikator sampai pada komunikan,
dibutuhkan saluran dan media komunikasi. Saluran komunikasi lebih identik
dengan proses berjalannya pesan, sedangkan media komunikasi lebih edentik
dengan alat (benda) unruk menyampaikan. Jadi, saluran komunikasi lebih umum
daripada media komuikasi.
Saluran komunikasi dapat berjalan baik ada media atau tidak.
Komunikasi bias terjadi tanpa media atau nonmediated communication yang
berlangsung tatap muka atau vis – a – vis (face to face), tatap muka. Aktivitas
komunikasi tatap muka ini bentuknya bermacam – macam, mulai dari perbincangan,
wawancara, konseling, rapat, seminar, lokakarya, hingga pameran tempat target
komunikan (calon konsumen) dapat berbincang langsung tatap muka dengan wakil
dari perusahaan guna membicarakan produk yang dipamerkan.
Komunikasi juga berjalan dengan bantuan sarana berupa media, yang
disebut media komunikasi. Media komunikasi berfungsi sebagai alat perantara
yang sengaja dipilih oleh komunikator untuk mengantarkan pesannya agar
tersampaikan kepada komunikannya.
Dalam komunikasi tatap muka, sebenarnya bukan berarti tidak ada
perantara. Jika di selidiki secara ilmu fisika, pesan yang tersampaikan antara
komunikator dan komunikan terdapat zat perantaranya, yaitu gelombang cahaya.
Berikut ini merupakan bagan
dari saluran komunikasi, yang di ringgkas sesuai yang telah dijelaskan
tadi.
Salauran
komunikasi
|
Langsung tatap
muka
|
Dengan media
|
Media massa
|
Aktivitas
komunikasi
|
periodik
|
Nonperiodik/Eventual
|
Pertemuan
tatap muka
Forum
Diskusi
panel
Rapat
(dengan berbagai jenisnya)
Ceramah
Simposium
Konferensi
pers
Seminar
|
Elektronik
|
Cetak
|
Manusia
|
Radio/tv/film
|
Surat
kabar/Majalah
|
Sales
promotion girl/juru kampanye
|
Surat
|
Telepon/fax
|
Noneletronik
|
Eloktronik
|
Kurir/Massanger
|
Benda
|
Manusia
|
Nonmedia massa
|
Spanduk/umbul –
umbul/Leaflet/Booklet
|
Benda
|
C. Daftar Pustaka
Vardiansyah,
Dani. Ilmu komunikasi: pendekatan taksonomi
konseptual.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2004
Soyomukti,
Nurani. Pengantar ilmu komunikasi.
Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010
Mulyana,
Deddy. Ilmu Komunikasi: suatu pengantar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar